Text
Panji Wirapati : pralaya di tanah Jawa
Pertempuran di Randudoyong menyisakan luka yang dalam bagi Panji. Ia harus kehilangan Ki Sancaka, sosok ayah sekaligus pemimpin laskar perjuangan pengikut pangeran Diponegoro yang ia banggakan. Sosok ayah menempanya menjadi prajurit mumpuni sekaligus mampu memyelaraskan diri dengan kehidupan alam dan rakyat jelata. Keberadaannya sebagai keturunan tunggal Ki Sancaka menjadikan ia sebagai bulan-bulanan pasukan Belanda dan pasukan Prasidra yang menjadi anteknya. Akan tetapi, sebagai pewaris ilmu kuntao, ilmu Sapta Pranggaita, disertai dengan ilmu Tameng Waja, Panji terlalu alot untuk ditundukkan. Dari Kiai Kasan Duryat, sang kakek, Babah Tesin sang guru, juga Sanjaya sang paman, pemuda pilih tanding itu melewati masa pembajaan diri untuk merajai liku-liku olah perang dan olah batin yang ulung dan bernas demi melawan pemerintahan kolonial Belanda. Meskipun harus berhadapan dengan lingkaran persoalan pelik dalam kehidupan pribadinya, Panji menyeruak sebagai sosok yang kedap bertahan dari angkara murka. Hingga, kesewenang-wenangan yang tumpah di tanah Jawa pun harus ia lakoni dengan jiwa ksatria.
21KU00002 | 899.221 NUG p k.1 | Darul Kutub | Tersedia |
21KU00003 | 899.221 NUG p k.2 | Darul Kutub | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain